Uniknya Kuliner Nasi Uduk Ungu
Makanan tradisional masih menjadi makanan yang diburu oleh banyak klangan masyarakat karena rasanya yang nikmat dan khas, entah mengapa kalau makanan zaman dahulu selalu memikat rasanya di lidah dan tidak mudah dilupakan. Kuliner merupakan bidang yang juga memiliki sejarah yang selalu kita ingat, salah satu yang masih menjadi idaman masyarakat adalah nasi uduk.
Bahkan nasi uduk ini sering dibentuk seperti nasi tumpeng kalau kita ingat dahulu nasi tumpeng berwarna kuning yang asal dari warna kunyit dan suka ada di acara syukuran-syukuran namun kini nasi tumpeng ini mengalami inovasi yaitu menjadi berwarna ungu, warna ungu tersebut berasa dari sari umbi ungu.
Dalam hal rasa ini sudah pasti diolah dengan rasa yang nikmat bukan hanya mementingkan penampilan, inilah yang membuat makanan tradisional masih bertahan ditengah-tengah melajunya perkembangan teknologi yang sangat pesat dengan berbagai macam makanan yang juga bermunculan dengan kreasi yang juga sama banyak menarik perhatian masyarakat.
Nasi uduk ungu ini juga karena warnanya banyak yang tertarik dan ingin mencoba rasanya seperti apa, rasa penasaran semua kalangan masyarakat membuat mereka tertuju pada satu kota yang menjual makanan ini yaitu kota Sukabumi.
Kini kota sukabumi telah menampilkan sesuatu yang baru dan siap bersaing dengan kota-kota lain dalam bidang kuliner bisa kita lihat sendiri kemajuan dengan mengangkat kearifan lokal dipadupadankan dengan perkembangan zaman seperti mencampur warna-warna alami dari rempah-rempah yang ada.
Makanan ini sudah dikenal sampai ke luar kota karena uniknya warna ungu yang ada pada nasi uduk ini, di sukabumi sendiri ada salah satu restoran yang menyediakan nasi uduk ungu dengan pelengkapnya yaitu ayam goreng khas kampung, lalaban, tahu, tempe, telur dadar dan sambal pastinya.
Jika penasaran rasanya seperti apa maka harus mengunjungi kota sukabumi terlebih dahulu. Bahkan karena adanya nasi uduk ungu ini kota sukabumi juga menjadi ciri khas kota dengan nasi uduk paling ciamik dengan warna ungunya bukan lagi disebut sebagai kota mochi.
